TOPIKterkini.com, BUTON TENGAH – Saat diundang mengadiri acara wisuda 19 siswa-siswi kelas VI Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ahsanta pada akhir pekan kemarin (15/6), Wakil Bupati (Wabup) Buton Tengah (buteng), Kapten Inf. (Purn) La Ntau berharap, kelak MI tersebut menjadi sekolah favorit di lingkup Kecamatan Gu, Kabupaten Buton Tengah, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Hal itu dilihat dari beberapa keunggulan mata pelajaran yang diterapkan oleh MI Ahsanta itu sendiri. Dengan penerapan gabungan antara metode tahfidz Al-Qur’an, mata pelajaran berbasis agama Islam dan mata pelajaran umum, Wabup La Ntau melihat potensi MI Ahsanta akan semakin cemerlang dimasa-masa yang akan datang.
Meskipun demikian, usia MI Ahsanta yang berdiri tahun 2012 ini masih tergolong sangat muda, sehingga tak heran bila sarana prasarana yang ada di Madrasah Ibtidaiyah ini masih membutuhkan banyak pembenahan dan penyempurnaan.
Merasa terpanggil untuk membantu masyarakatnya, Wabup Buteng ini tergerak memberikan bantuan senilai Rp 10 juta, meskipun masih terbilang ala kadarnya, namun bantuan tersebut berasal dari dana pribadi untuk membantu biaya pembenahan sarana prasarana MI Ahsanta. Ia juga mengatakan, pengusulan bantuan dari Pemda Buteng maupun dari Kementerian Agama juga bisa dilakukan melalui pengajuan proposal.
“Harapan saya kedepan, MI Ahsanta ini bisa menjadi sekokah favorit di Kecamatan Gu khusus untuk tingkat Sekolah Dasar (SD). Kita juga harapkan setelah lulus dari MI Ahsanta, anak-anak ini bisa terus melanjutkan lagi pendidikannya walaupun tidak semuanya mampu, tadi sudah dijelaskan oleh pengurus bahwa bagi siswa yang orang tuanya dari kalangan ekonomi menengah kebawah nanti akan direkrut dan diuruskan untuk dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi,” harapnya.
Mantan anggota militer ini juga turut mengapresiasi kegigihan dan usaha para pengurus untuk mendirikan Yayasan Ahsanta, yang saat ini telah menjadi salah satu pusat pendidikan bagi anak-anak usia sekolah dasar, khususnya di Kelurahan Bombonawulu, Desa Walando dan sekitarnya.
“Meskipun pengelolaan yayasan ini star dari nol, tapi berkat inisiatif para tokoh masyarakat, baik yang ada di Bombonawulu, Walando maupun yang berada di perantauan. Ini cukup luar biasa, kebetulan saya juga disini dipercayakan sebagai pembina yayasan, sehingga setiap ada kegiatan wisuda atau penamatan siswa-siswi saya selalu diundang,” katanya.
“Melalui kesempatan ini, bagi orang tua siswa yang tidak mampu agar segera melapor ke para pengurus agar anaknya bisa menempuh pendidikan dasar di yayasan Ahsanta ini, sehingga kita harapkan tidak ada lagi istilah anak yang putus sekolah karena alasan tidak mampu, alhamdulillah dengan adanya sekolah yang didirikan oleh putra-putra daerah ini bisa mengurangi anak sekolah,” sambungnya.
Ketua Yayasan Ahsanta, Ilham, S.Fil.I saat ditemui awak media ini menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Wabup Buteng yang telah memberikan bantuan. Ia juga menjelaskan, bahwa kegiatan wisuda seperti ini merupakan agenda rutin tahunan Yayasan Ahsanta.
“Event ini selain untuk wisuda dan syukuran maka sekaligus kita juga perkenalkan ke masyarakat bahwa Yayasan Ahsanta ini merupakan lembaga pendidikan, supaya para orang tua juga bisa menyekolahkan anak-anaknya di Yayasan ini, kita adakan berbagai kegiatan ini juga agar banyak diketahui oleh masyarakat sekitar,” kata Ilham.
Meskipun telah dicoba sejak awal semester Genap tahun ajaran 2018/2019 kemarin, mulai tahun ajaran baru pada bulan Juli 2019 mendatang MI Ahsanta ditargetkan mulai fokus membuka program tahfizul Qur’an (Penghafalan Al-Qur’an) secara berkelanjutan sejak dari kelas I sampai VI, hal ini diharapkan agar siswa-siswi lulusan MI Ahsanta mampu menghafal 30 juz Al-Qur’an. Ia juga menyebutkan, tamatan MI Ahsanta tetap berpeluang besar diterima di MTs maupun SMP Negeri dimana pun.
“Tidak usah khawatir walaupun sekolah ini masih swasta tapi tamatannya bisa diterima di SMP manapun, bahkan lulusannya tahun lalu ada yang sudah bersekolah di MTs Negeri yang ada di Kendari dan di Jawa,” sebutnya.
Ditempat yang sama, Kepala MI Ahsanta, Surtiana Mukmin, S.Pd.I memaparkan, mata pelajaran Tahfidz Qur’an yang mulai diterapkan di MI Ahsanta ini akan diterapkan pada jenjang kelas I dengan metode pengenalan huruf maupun tanda baca. Pelajaran Tahfidz Qur’an juga dijadwalkan khusus selama dua hari setiap pekan yakni pada hari Jumat dan Sabtu.
“Pelajaran tahfidznya itu kita jadwalkan khusus dua hari yaitu pada hari Jumat dan hari Sabtu tidak diganggu dengan mata pelajaran lain, sedangkan untuk hari Senin sampai Kamis itu jadwalnya mata pelajaran umum dan agama digabung,” paparnya.
Wanita yang menjabat Kepala MI Ahsanta sejak 2012 ini menuturkan, mata pelajaran umum yang diajarkan meliputi Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Penjaskes, Seni Budaya dan Keterampilan (SBK). Sedangkan, mata pelajaran agama yang diajarkan adalah Akidah Akhlak, Qur’an Hadist, Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam (SKI), serta Bahasa Arab.
“Mata pelajaran umum disini sama saja dengan di Sekolah Dasar (SD) umum lainnya, hanya saja kami ada tambahan yang lebih menonjol yaitu ilmu agama Islam dan tahfidz atau penghafalan Al-Qur’an, hal ini semua ditujukan agar siswa-siswi kami memiliki wawasan pengetahuan yang luas, budi pekerti yang baik, akhlak mulia, serta memiliki pemahaman ilmu agama Islam dengan baik pula,” tuturnya.
Pendiri Yayasan Ahsanta berjumlah lima orang yakni: H. Mansur, H. Suardin, Ilham, S.Fil.I, La Asia dan Dr. La Ode Abdul Wahab. Sementara, jumlah siswa di Madrasah Ibtidaiyah Ahsanta saat ini secara keseluruhan berjumlah 105 orang, dengan didukung oleh 15 tenaga pengajar yang profesional berkualifikasi S-1 dan tiga tenaga administrasi. (**)
Laporan Jurnalis Kepton: Anton