Kisah Mengapa Orang Bugis Pantang Makan Kerbau Balar
Di dalam cerita lama bahwa di daerah Bugis, tersebutlah kerajaan yang dinamakan Kedatuan Luwu, diperintah oleh seorang Raja yang disebut Datu. Kedatuan Luwu terbilang makmur dan tentram berkat bimbingan sang Datu yang terkenal bijaksana, adil dan peramah.
Datu Luwu sangat menyayangi rakyatnya, sebaliknya rakyat mencintai Datu nya. Datu Luwu memerintah dengan adil, rakyatnya pun mematuhi semua perintahnya. datu dan rakyatnya hidup bersatu padu. Demikianlah kehidupan di kedatuan ini berlangsung sejahtera dari tahun ke tahun.
Tetapi, segala sesuatu pasti tak ada yang kekal abadi di dunia ini, Semuanya akan silih berganti, mengalami perubahan bahkan kepunahan. Demikian pula halnya kedatuan Luwu yang dikisahkan ini.
Suatu hari, langit yang cerah tiba-tiba diliputi kabut mendung disebabkan adanya berita bahwa tuan Puteri We Tenriola Taddampali, anak tunggal Datu Luwu terserang penyakit masala uli- semacam penyakit kulit.
Sudah beberapa oarang dukun dan tabib diundang untuk mengobatinya, tetapi jangankan sembuh, berkurang pun tidak kelihatan dan bahkan penyakit tuan Puteri dari hari ke hari semakin bertambah parah, Seluruh tubuhnya membengkak malahan dibeberapa bahagian badannya sudah terlihat luka-luka dan mengeluarkan nanah serta bau busuk.
Rakyat kedatuan Luwu pun sudah semakin gelisah dan bimbang, antara kecintaan kepada Datu dan ketidak senangannya terhadap keadaan tuan Puteri We Tenriola yang berpenyakit kulit dan dianggap sangat berbahaya itu.
Setelah beberapa lamanya rakyat dilanda gelisah dan bimbang, maka pada suatu hari yang ditentukan, para pemuka masyarakat Kedatuan Luwu mengadakan pertemuan untuk merembukkan serta mencari jalan keluar dari kegelisahan yang menimpa seluruh rakyat kedatuan Luwu.